AKURAT, LANGKAH UNTUK MENGURANGI JEJAK KARBON - Brigita Ameylita - Artikel

Administrator
0 Comments
2023-07-06

Anda tentu pernah mendengar istilah “Jejak Karbon”. Istilah ini sering ditemui dalam pembahasan mengenai perubahan iklim. Carbon Footprint atau yang biasa kita kenal sebagai jejak karbon adalah banyaknya karbon atau gas rumah kaca yang diperoleh dari berbagai macam aktivitas manusia dalam jangka waktu tertentu. Jejak karbon ditentukan oleh banyaknya jumlah gas rumah kaca yang dilepas.


           Ada beberapa hal yang menjadi sumber dari jejak karbon ini. Mulai dari transportasi, penggunaan energi listrik, produksi, konsumsi, serta sampah makanan kita sehari-hari. Industri dapat menyumbang 8,5 Gt emisi gas, kemudian diikuti dengan sektor transportasi sebanyak 7,2 Gt, kemudian gedung-gedung sebesar 2,9 Gt emisi karbon. Sedangkan sumber-sumber lain menyumbang emisi karbon sebesar 1,9 Gt.


1. Pemakaian transportasi

Transportasi kendaraan bermotor menjadi salah satu hal yang penting pada zaman ini. Karena saat ini kita dituntut untuk bermobilitas dari satu tempat ke tempat lain setiap harinya. Tanpa disadari, ternyata kendaraan bermotor yang kita gunakan setiap hari ini dapat menimbulkan polusi dan emisi yang dapat memperburuk kondisi udara. Menurut  Laporan Inventarisasi Profil Emisi Gas Rumah Kaca DKI Jakarta yang dirilis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi pada 2019, selama periode 2010-2018 sektor transportasi di Ibu Kota menghasilkan emisi gas rumah kaca dengan kisaran 7,5 juta ton sampai 13,3 juta ton ekuivalen CO2e per tahun. Pembakaran pada kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat yang berbahan bakar fosil, ternyata menyumbang gas karbon terbesar, yaitu sekitar lebih dari 80% dalam pembentukan gas rumah kaca.


2. Pemakaian energi listrik

Peralatan elektronik yang ada di rumah tentu saja memerlukan listik sebagai sumber energinya. Ternyata listrik yang kita gunakan setiap hari tanpa henti saat ini berasal dari batu bara yang menjadi sumber energi tak terbarukan. Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan bahwa total emisi karbon dioksida mencapai 33,9 gigaton (Gt) selama tahun 2020. Sebesar 13,5 Gt diantaranya bersumber dari listrik dan pemanas, yang menjadi mayoritas jika dibandingkan dengan sumber lainnya. Apabila listrik semakin banyak dipakai, maka akan semakin banyak pula emisi karbon yang akan dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil pada pembangkit tenaga listrik. Hal ini tentu menyumbang pembentukan gas karbon di udara.


3. Konsumsi makanan

Serangkaian proses produksi sampai konsumsi makanan ternyata juga menjadi salah satu hal yang dapat menunjang pembentukan jejak karbon. Semua siklus makanan, mulai dari pertanian, pengolahan, distribusi sampai pengolahan limbah dapat menghasilkan gas rumah kaca. Pada tahun 2018, emisi global akibat pertanian, termasuk penggunaan lahan, setara dengan 9,3 miliar ton CO2


           Seperti yang telah dijelaskan diatas, semakin banyak jejak karbon yang dihasilkan oleh kegiatan manusia, menyebabkan konsentrasi CO2 di atmosfer terus bertambah. Peningkatan konsentrasi CO2 dapat berdampak serius. Jejak karbon yang dihasilkan akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia di bumi. Pelepasan senyawa-senyawa karbon ke lapisan atmosfer bumi atau peningkatan konsentrasi carbon emmision tersebut, memiliki dampak pada lingkungan, kesehatan dan ekonomi. Berikut dampak yang disebabkan karena emisi karbon tersebut, antara lain:

  • Meningkatnya suhu bumi per tahun
  • Cairnya salju atau es laut di kutub dan cakupan gletser akan berkuang dan menyebabkan permukaan air laut meningkat
  • Abrasi pantai karena musim dingin yang lebih sejuk dan lapisan-lapisan es yang lebih kecil
  • Peningkatan curah hujan dan potensi hujan lebat atau badai, serta memicu terjadinya banjir
  • Gangguan pernapasan dan kardiovaskuler dan berbagai jenis kanker, karena semakin buruknya kualitas udara
  • Perubahan iklim dan pemanasan global yang mengakibatkan cuaca yang tidak stabil dan bencana alam


           Lalu, bagaimana cara yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir terbentuknya gas karbon di atmosfer? Yuk, lakukan langkah-langkah AKURAT di bawah ini!

  • Atur penggunaan energi.

Langkah paling sederhana ini dapat kita lakukan guna mencegah semakin banyaknya jumlah gas karbon yang terbentuk di atmosfer. Misalnya dengan mematikan lampu yang tidak digunakan, mematikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan, dan lain sebagainya. Anda juga dapat memilih untuk transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.


  • KUrangi frekuensi pemakaian kendaraan pribadi.

Anda dapat menggunakan transportasi umum seperti bus kota dan KRL untuk mobilitas jarak jauh serta membiasakan untuk bersepeda dan berjalan kaki untuk mobilitas jarak dekat. Dengan 2 hal tersebut, dapat mencegah semakin banyaknya jumlah gas karbon yang akan terbentuk.


  • Reboisasi hutan.

Meski terdengar sederhana, reboisasi dapat memberi kita pohon baru. Reboisasi merupakan cara untuk mengembalikan keseimbangan antara emisi dan penyerapan karbon, hutan memiliki potensi untuk menyerap miliaran ton CO2 per tahun.


  • Adopt an Eco-driving.

Eco-driving atau mengemudi ramah lingkungan, ternyata juga dapat menjadi langkah dalam mengurangi jejak karbon. Jika Anda secara teratur melakukan perjalanan lebih dari 70 mph, Anda berisiko menciptakan lebih banyak emisi berbahaya daripada jika mengemudi dengan kecepatan lebih lambat.


  • Tidak membuang-buang makanan.

Ternyata langkah simple tidak membuang-buang makanan juga menjadi salah satu cara pencegahan pembentukan jejak karbon di udara. Sampah makanan ini dapat membentuk gas karbon karena dalam proses pembusukannya akan menghasilkan gas metana, dimana gas metana adalah gas rumah kaca yang dapat menimbulkan pemanasan global dan krisis iklim.


Tindakan-tindakan sederhana diatas, apabila Anda serius melakukannya pasti akan berdampak positif untuk bumi kita. Memutuskan untuk mengambil dan melakukan langkah AKURAT berarti Anda ingin menjaga tempat yang kami sebut rumah ini dan menjadikannya lebih hijau hari ini serta tahun-tahun mendatang.


#jejakkarbonku.id #iesr #generasienergibersih


Daftar Rujukan:

Alysanne, L. (2020). 10 Simple Ways to Reduce Your Carbon Footprint. Diakses 24 Juni 2023, dari https://rebellion.global/blog/2020/08/20/reduce-your-carbon-footprint/ 


Dephub.go.id (18 Oktober 2022). Tekan Polusi, Kemenhub Dorong Elektrifikasi Kendaraan Bermotor. Diakses 24 Juni 2023, dari  https://dephub.go.id/post/read/tekan-polusi,-kemenhub-dorong-elektrifikasi-kendaraan-bermotor   


FAO (2020). Emissions due to agriculture. Global, regional and country trends 2000–2018 (PDF) (Report). FAOSTAT Analytical Brief Series. Vol. 18. Rome. p. 2 


Ahdiat, A. (2023). Transportasi, Sumber Utama Emisi Gas Rumah Kaca DKI Jakarta. Diakses 24 Juni 2023, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/20/transportasi-sumber-utama-emisi-gas-rumah-kaca-dki-jakarta.


Lidwina, A. (2021). Listrik, Sumber Emisi Karbon Terbesar pada 2020. Diakses 24 Juni 2023, dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/28/listrik-sumber-emisi-karbon-terbesar-pada-2020


LINK ASLI ARTIKEL

#jejakkarbonku.id #iesr #generasienergibersih


Artikel Yang Berhubungan



Podcast



Video



Tags

Share

0 Komentar

 

© Copyright 2021, All right reserved by IESR


Loading ...