Kendaraan bermesin pembakaran dalam atau internal combustion engine vehicle (ICEV) diawali di abad 18, dimana sebuah kendaraan dilengkapi mesin uap. Kemudian, mobil berbahan bakar bensin pertama ditemukan oleh Carl Benz dari Jerman di tahun 1886. Terciptanya kendaraan ini sangat memudahkan mobilitas manusia. Kamu bisa pergi ke suatu tempat dengan keluarga tanpa kena sinar matahari atau hujan. Cara kerja mobil ini adalah ketika pedal diinjak, bahan bakar seperti bensin dan solar dipicu untuk terbakar untuk menciptakan gerakan. Hanya 12 - 30% energi dalam bensin yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan, dengan sebagian besar energi yang tersisa hilang sebagai panas.

Untuk mengurangi emisi dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM), Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk beralih menggunakan bahan bakar nabati (biofuel), biodiesel sebagai pengganti solar dan bioetanol sebagai pengganti bensin. Kebijakan penggunaan 30% biodiesel (B30) melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2015 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

Selain menggunakan biofuel, solusi pengurangan emisi dari kendaraan jenis ini adalah menggunakan kendaraan tipe hibrida, dimana kendaraan/mobil tersebut bertenaga mesin dan listrik. Cara kerja mobil full hybrid secara maksimal menggunakan tenaga dari mesin bensin. Sedangkan, motor listrik yang ada di dalam mobil berguna sebagai pendorong tenaga tambahan jika diperlukan, seperti menjadi sumber penggerak utama ketika mobil dalam kecepatan rendah. Jadi ketika jalanan sedang macet, sudah pasti lebih irit bahan bakar.