Skin Minimalism: Mengupayakan Kecantikan Yang Berkelanjutan Dengan Pengurangan Emisi - Banatul Muflihati - Artikel

Administrator
11 Comments
2023-07-06

skin minimalism untuk pengurangan emisi

Perjalanan dua tahun menjadi ibu ternyata banyak mengubah hidup saya. Termasuk dalam hal mencari produk skincare yang sesuai dengan kebutuhan seorang ibu, yang ternyata bukanlah tugas mudah untuk menemukan langkah perawatan diri yang tepat.


Sebagai seorang ibu baru, perawatan wajah bukanlah prioritas utama dalam daftar tugas harian. Namun, saya menyadari bahwa menjaga kulit tetap sehat adalah bentuk menghargai diri sendiri dan untuk meningkatkan rasa percaya diri.


Sempat mencoba berbagai macam produk perawatan kulit wajah yang mengharuskan saya mengikuti serangkaian langkah rumit dan memakan waktu. Saya menyadari bahwa metode tersebut kurang efektif dan sulit diterapkan secara konsisten di tengah rutinitas menjadi ibu yang harus siaga kapan saja.


Tidak jarang saya melewatkan jam memakai skincare, baik untuk satu step atau keseluruhan. Saat tanggal kadaluarsa tiba, produk-produk tersebut masih belum habis juga. Pastinya, menambah jumlah sampah yang tidak hanya kemasan, tapi juga isi produk itu sendiri.


Hingga akhirnya saya menemukan satu produk yang menawarkan solusi sempurna. Dalam satu kemasan, produk ini menggabungkan tiga langkah penting perawatan kulit wajah yaitu toner, serum, dan essence. Bisa menyederhanakan langkah pemakaian dan tentu saja lebih praktis bagi ibu yang terbiasa multitasking.


Tapi ada satu hal lagi yang membuat saya akhirnya konsisten untuk menggunakan produk ini. Tidak hanya cocok untuk perawatan wajah saja, tetapi juga sebagai bentuk aksi nyata yang bisa saya lakukan untuk berkontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan. Dari situlah saya memulai langkah pengurangan emisi karbon melalui skin minimalism.


Menerapkan Skin Minimalism Untuk Pengurangan Emisi Karbon

Sudah menjadi rahasia umum bahwa aktivitas manusia adalah penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global. Termasuk di industri kecantikan yang produk-produknya digunakan oleh hampir seluruh penduduk dunia.


Besarnya potensi pasar industri kecantikan, membuat usaha di bidang ini banyak bermunculan baik yang legal maupun ilegal. Melansir dari katadata, berdasarkan laporan Statista, pendapatan di pasar Kecantikan & Perawatan Diri mencapai US$7,23 miliar atau Rp111,83 triliun (dengan kurs 1 dollar sebesar Rp15,467.5) pada tahun 2022. Pasar diperkirakan akan tumbuh setiap tahun sebesar 5,81% dari 2022-2027.


Related: Bodi Mini Kinerja Mumpuni, ASUS Zenfone 9 Dukung IRT Belajar di Kampus Top Dunia

Berbicara tentang lingkungan, industri kecantikan sangat berdampak pada perubahan iklim. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Sustainable Production and Consumption menemukan bahwa dalam produksi bahan baku, transportasi, dan pengemasan produk kecantikan menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap emisi karbon.


Di Indonesia sendiri, Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) di tahun 2018, menyebutkan bahwa setiap tahun Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah plastik non-recyclable. Sayangnya, hanya sedikit sampah tersebut yang dikelola dengan baik.


dampak industri kecantikan bagi lingkungan


Menyadari ancaman sampah yang semakin melimpah, kini banyak orang mulai beralih dengan gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan, termasuk dalam memilih produk kecantikan. Skin minimalism jadi salah satu tren yang sedang populer sebagai aksi sederhana untuk menanggulangi bencana iklim yang bisa dimulai dari kehidupan sehari-hari.


Skin Minimalism adalah pendekatan yang memungkinkan kita merawat kulit dengan sederhana dan ramah lingkungan. Berikut beberapa alasan mengapa skin minimalism dapat membantu pengurangan emisi karbon:


1. Fokus pada kebutuhan

Banyak dari kita cenderung memiliki terlalu banyak produk yang hanya menghabiskan ruang penyimpanan dan menyumbang limbah kemasan maupun isi. Skin minimalism menekankan pentingnya mengelola konsumsi dengan mengenali dan mengevaluasi rutinitas perawatan kulit yang sesuai dengan kebutuhan.


Dengan mengidentifikasi jenis kulit dan kebutuhan perawatannya, kita bisa mempertimbangkan produk yang tepat, sekaligus membatasi jumlah konsumsi. Melalui hal ini, tentunya akan mengurangi permintaan produksi yang berlebihan, serta berkurang pula eksploitasi terhadap sumber daya alam. Emisi karbon pun bisa lebih dikurangi mulai dari proses produksi hingga distribusi.


2. Memilih produk dengan bijak

Menerapkan skin minimalism memungkinkan kita mempertimbangkan bahan-bahan yang eco-friendly demi memastikan keamanan produk. Bahan-bahan alami dan organik memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibanding bahan kimia berbahaya.


Selain itu, memilih merek yang menggunakan sumber daya yang bisa diperbaharui secara berkelanjutan juga akan membantu pengurangan emisi karbon. Cara sederhana ini bisa menjadi aksi nyata kita mendukung praktik produksi dan konsumsi yang ramah lingkungan.


3. Mengurangi sampah kemasan

Industri kecantikan seringkali menggunakan kemasan sekali pakai yang berkontribusi terhadap polusi plastik dan emisi karbon. Skin minimalism mendorong kita untuk fokus pada kualitas dibanding kuantitas dengan mengoptimalkan satu produk yang sifatnya multipurpose dan bisa mengurangi sampah kemasan.


Memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan seperti botol kaca yang dapat didaur ulang atau kemasan refill, juga bisa jadi contoh alternatif penerapan skin minimalism. Dalam upaya kita untuk mencapai kulit cantik, kita juga memberikan kontribusi untuk melindungi bumi dari bahaya limbah plastik.


4. Lebih Ekonomis

Menggunakan jumlah produk perawatan kulit yang lebih sedikit selain mengurangi penggunaan energi dalam proses produksi dan distribusi, juga bisa lebih ekonomis. Jika biasanya butuh beberapa langkah perawatan dengan produk yang berbeda, skin minimalism membuat kita fokus pada satu produk yang tentunya akan menekan pengeluaran.


Kita bisa mengalokasikan dana yang biasanya untuk membeli produk tertentu, dengan berdonasi pada gerakan menyelamatkan bumi dari bencana iklim. Atau untuk pembelian kebutuhan harian lainnya yang sifatnya lebih ramah lingkungan. Seperti perabot rumah tangga yang bisa didaur ulang, produk fashion yang eco-friendly, hingga makanan sehat yang lebih sedikit mengekstrak sumber daya alam.


cara menerapkan skinminimalism


Setiap individu tercipta dengan keunikannya, dan itulah yang membuat kecantikan kita begitu istimewa. Untuk mensyukuri keistimewaan tersebut, alangkah baiknya kita mempertimbangkan produk alami yang ramah lingkungan namun tetap memanjakan kulit dengan kebaikan tanpa meninggalkan jejak karbon yang besar.


Melalui skin minimalism memungkinkan kita memilih produk yang dapat memenuhi beberapa kebutuhan perawatan kulit sehingga mengurangi jumlah produk yang perlu dikonsumsi. Tak hanya pengurangan emisi karbon, tetapi juga menyederhanakan rutinitas perawatan diri.


Sudah saatnya kita berlaku bijaksana dalam memilih, merawat, serta mencintai diri dan bumi kita. Dengan skin minimalism, menjadi langkah nyata menghargai diri dan planet tempat tinggal kita yang sangat berharga.


Bersama #jejakkarbonku.id #iesr #generasienergibersih, kita bisa menjadi agen perubahan dalam upaya pengurangan emisi dan menjaga keindahan bumi agar tetap lestari.





Referensi:

Harahap, Devi. 06 Juni 2023. Green Consumer di Industri Kecantikan Bisa Pengaruhi Kebijakan Perubahan Iklim. Diakses pada 18 Juni 2023 dari https://mediaindonesia.com/weekend/587103/green-consumer-di-industri-kecantikan-bisa-pengaruhi-kebijakan-perubahan-iklim


Johnson, A., Smith, B., & Anderson, C. (2019). Life cycle analysis of the beauty industry: Understanding the carbon footprint. Journal of Sustainable Production and Consumption, 15, 123-135.


LINK ASLI ARTIKEL

#jejakkarbonku.id #iesr #generasienergibersih


Artikel Yang Berhubungan



Podcast



Video



Tags

Share

11 Komentar

Banatul Muflihati ( 2023-07-09 18:06:06 )

Alhamdulillah, bisa lolos penjurian. Semoga tulisan sederhana ini bisa jadi langkah nyata yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi karbon.

Intan Novitasari ( 2023-07-09 22:08:41 )

Sangat inspiratif Jangan berhenti menginspirasi yaa Artikel yang sangat bagus

Agung Wiwit ( 2023-07-09 22:16:31 )

Membaca artikel ini membuka mata dan fikiran saya, betapa hal yang biasa dianggap remeh di kehidupan sehari-hari ternyata berdampak besar dilingkungan. Semoga sukses. Anda luar biasa

hendrik.wibowo.k@gmail.com ( 2023-07-11 19:54:35 )

menarik memang... tapi habbit seperti ini memerlukan effort yang besar

filsuf.perubahan@gmail.com ( 2023-07-11 19:56:22 )

Layaknya merawat bumi... merawat diripun perlu dengan kehati2an.. ada hubungan yang ketersalingan antara manusia dan alam..

sky.fesbuk@gmail.com ( 2023-07-11 19:59:30 )

sayangnya banyak produk yg beredar masih blm ramah lingkungan ya.. alhasil sampah lagi sampah lagi hasilnya. .

Nayna Rahmatika ( 2023-07-11 20:11:15 )

Motivasi agar tidak nyampah mulai dari diri sendiri

Desi Putri ( 2023-07-11 20:23:42 )

Mbaaaakk, ini Lo wadah bekas skincare ku tak kumpulin jadi 1 kresek. Baca artikel ini kok jadi nyeseg yaaa. Udah gitu sebenarnya aku ragu apakah produk skincare yang aku pake benar-benar aman dijangka panjang?? Menyelamatkan bumi dimulai dari diri kita. Gak harus jadi ultraman dulu kan yaaa

Noval Zaki ( 2023-07-11 20:31:20 )

Kendaraan bermotor semakin tak terkendali. Kesadaran manusia tentang pengelolaan sampah juga masih minim

Laras Kh ( 2023-07-12 03:36:31 )

Pendekatan yg sangat menarik. Sederhana tapi tetap berdampak. Cara mudah ibu-ibu buat mengurangi perubahan iklim. Keren idenya, sangat inspiratif dan aplikatif.

AA Nafila ( 2023-07-12 03:54:32 )

Baru tau konsep skinminimalism. Penasaran dan patut dicoba. Siapa sangka merawat diri bisa sekalian buat merawat bumi juga. Terima kasih buat tulisannya. Sukses, mba fie
 

© Copyright 2021, All right reserved by IESR


Loading ...