Tips Pengurangan Emisi selama Berpuasa/Ramadhan

Administrator
0 Comments
2024-04-04

Ramadhan adalah bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia, di mana praktik berpuasa menjadi fokus utama. Selama bulan Ramadhan, latihan kesabaran dalam menahan hawa nafsu menjadi aspek kunci dalam praktik ibadah. Kemenangan dalam menahan hawa nafsu mencerminkan kontrol diri dan ketabahan spiritual yang diperlukan untuk menjalani puasa dengan penuh pengabdian. Ketika seorang umat Muslim berhasil mengatasi godaan dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmani, mereka meraih kemenangan pribadi yang signifikan. 


Namun, selain aspek spiritualnya, Ramadhan juga dapat menjadi momen bagi individu untuk merenungkan dampak lingkungan dari kegiatan sehari-hari mereka. Agama Islam juga memberikan anjuran yang kuat untuk merawat lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan selama bulan Ramadhan memberikan ruang bagi individu untuk mengevaluasi kebiasaan konsumsi dan pola hidup. Melalui praktik ini, individu tidak hanya mencapai kemenangan pribadi, tetapi juga menjalankan perintah agama untuk menjaga dan merawat ciptaan Allah SWT. Dalam konteks ini, mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan dapat menjadi bagian penting dari praktik Ramadhan. Mari kita bahas beberapa cara praktis untuk mengurangi emisi selama berpuasa.


  • Mengurangi Konsumsi Daging Sapi

Konsumsi daging sapi pada periode Ramadan diketahui meningkat dibandingkan hari biasa. Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID FOOD mencatat bahwa kebutuhan daging sapi bahkan bisa naik lima kali lipat selama periode ini. Peternakan hewan adalah salah satu penyumbang besar gas rumah kaca. Bahan pangan hewani seperti daging dan unggas umumnya memiliki jejak karbon yang jauh lebih tinggi dari bahan pangan nabati atau tumbuh-tumbuhan. Menurut Center for Sustainable System-University of Michigan, daging sapi merupakan salah satu bahan pangan dengan angka jejak karbon tertinggi yaitu 33,1 kgCO2-eq per 1 kg daging sapi. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding jejak karbon produk hewani lain seperti ikan tawar hasil budidaya (5,72 kgCO2-eq/kg) dan daging ayam (4,2 kgCO2-eq/kg). Oleh karena itu, selama bulan Ramadhan, mari beribadah sambil mengurangi jejak karbon dengan mengurangi konsumsi daging sapi dan beralih ke alternatif seperti daging unggas atau ikan.


  • Meminimalkan Penggunaan Kendaraan Pribadi

Selama bulan Ramadhan, pergeseran jam saat jalanan macet menjadi lebih signifikan. Misalnya, di Jakarta, kepadatan lalu lintas mulai terjadi sekitar pukul 15.00 WIB hingga waktu berbuka puasa, sekitar pukul 18.00 WIB. Penggunaan kendaraan pribadi adalah penyebab utama kemacetan ini. Banyak orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi selama bulan Ramadhan, baik untuk berbelanja kebutuhan berbuka puasa maupun untuk aktivitas sehari-hari. Sektor transportasi adalah penyumbang emisi karbon yang cukup besar, yakni sekitar 27% emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional di mana sekitar 90% nya dihasilkan oleh subsektor transportasi darat. Maka dari itu, untuk mengatasi kemacetan, penggunaan transportasi umum menjadi pilihan yang bijaksana. Selain membantu mengurangi kepadatan lalu lintas, peralihan ini juga dapat membantu mengurangi emisi di sektor transportasi.


  • Menghemat Penggunaan Energi

Selama bulan Ramadhan, orang mengubah jadwal makan, tidur, dan aktivitas fisik. Contohnya bangun lebih awal untuk sahur sebelum memulai aktivitas harian, ngabuburit dengan goler-goleran, ataupun memasak di jam-jam yang berbeda untuk sahur dan berbuka. Perubahan rutinitas ini adalah kesempatan untuk mengurangi penggunaan energi, yang pada gilirannya mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang terbakar untuk menghasilkan listrik atau energi panas. Semakin sedikit energi yang digunakan, semakin sedikit bahan bakar fosil yang terbakar untuk menghasilkan listrik atau energi panas. Hal ini kemudian dapat mengurangi jumlah emisi karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer. Penghematan energi memainkan peran penting dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Penghematan energi selama bulan ini dapat dilakukan dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan dan membatasi penggunaan peralatan listrik yang boros energi seperti AC saat ngabuburit. Dengan mengadopsi kebiasaan penghematan energi, Anda tidak hanya dapat mengurangi biaya energi, tetapi juga berperan dalam mengurangi jejak karbon dari sektor energi.


  • Mengurangi Pemborosan Makanan

Selama bulan Ramadhan, alangkah baiknya kesadaran lebih besar terkait pemborosan makanan ditingkatkan di kalangan masyarakat. Saat berpuasa, seringkali rasa lapar yang dirasakan sepanjang hari menimbulkan perilaku 'lapar mata', yakni pembelian makanan dalam jumlah yang lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan untuk berbuka. Akibatnya, terkadang kita membeli lebih banyak makanan dari yang bisa kita habiskan, yang pada akhirnya berujung makanan menjadi terbuang sia-sia. Secara keseluruhan, sampah makanan di Indonesia mencapai 20,93 juta ton. Hal-hal seperti memilih porsi makanan yang sesuai dan merencanakan menu dengan bijaksana dapat membantu mengurangi jumlah limbah makanan. Selain meminimalkan pemborosan makanan, tindakan sederhana ini juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Menurut WWF, 6-8% dari total emisi gas rumah kaca yang berasal dari aktivitas manusia dapat diminimalkan dengan mengurangi pemborosan makanan. Oleh karena itu, tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan selama bulan Ramadhan merupakan langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi emisi yang dihasilkan.


  • Memilih Produk Ramah Lingkungan

Pemilihan produk ramah lingkungan memiliki peran penting dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Misalnya, penggunaan produk-produk yang dibuat dengan bahan daur ulang atau ramah lingkungan. Produk ramah lingkungan seringkali menggunakan teknologi yang lebih efisien energi. Hal ini mengurangi ketergantungan pada sumber daya tidak terbarukan, seperti batu bara atau bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi yang tinggi. Maka dari itu, selama bulan Ramadhan, memilih produk yang ramah lingkungan, seperti produk lokal, organik, dan dengan sedikit kemasan plastik, dapat membantu mengurangi jejak karbon. Dengan memilih produk ramah lingkungan, Anda dapat membantu upaya pengurangan emisi dan kelestarian lingkungan secara keseluruhan.


Dengan menerapkan kebiasaan yang ramah lingkungan dalam kegiatan sehari-hari selama bulan Ramadhan, setiap individu dapat berperan secara efektif dalam mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan. Dengan demikian, bulan Ramadhan bukan hanya merupakan waktu untuk pertumbuhan spiritual, tetapi juga kesempatan bagi kita semua untuk bertindak sebagai agen perubahan demi keberlanjutan lingkungan.




Artikel Yang Berhubungan



Podcast



Video



Tags

Share

0 Komentar

 

© Copyright 2021, All right reserved by IESR


Loading ...