Nyepi, Refleksi Diri dan Bumi

Administrator
0 Comments
2024-03-31

Beberapa waktu lalu masyarakat bali merayakan hari raya nyepi yang dijalankan oleh umat Hindu Bali. Perayaan Nyepi merupakan acara istimewa di Pulau Bali. Bali yang dikenal sebagai destinasi pariwisata dunia ini menjadi hening selama 24 jam. Pulau ini menjadi sunyi senyap tanpa aktivitas apapun pada hari Nyepi.


Nyepi adalah waktu kita dan bumi untuk istirahat bersama. Waktu yang tepat untuk refleksi diri, melatih jiwa dan raga terhadap kegiatan duniawi. Hening sejenak tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga bumi. Tidak kalah penting Nyepi adalah suatu bentuk pelestarian bumi. Bumi memiliki waktu untuk jeda sejenak dari keramaian, kepadatan dan polusi. 


Perayaan Nyepi ini berdampak signifikan terhadap upaya perlindungan alam dan lingkungan di Bali hal ini berkaitan erat dengan aturan Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Geni yang artinya tidak menyalakan api; Amati Lelanguan artinya tidak bersenang-senang atau membuat kebisingan; Amati Karya artinya tidak bekerja; Amati Lelungan artinya tidak berpergian.


Aktivitas yang terhenti selama 24 jam ini memungkinkan adanya penghematan energi dan Perayaan Nyepi ini menjadi inspirasi Hari Hening Sedunia dan bisa menjadi contoh dalam aktualisasi pembangunan berkelanjutan. [↗]


Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat selama empat tahun hingga 2019, bahwa perayaan Nyepi dapat menekan emisi karbon sebesar  12-14 ribu ton setiap harinya.[↗]


Menurut jurnal IOP Science tahun 2022, perayaan Nyepi dalam satu hari dapat menghemat listrik sekitar 60% yaitu 90 Megawatt, yang jika dikonversikan sekitar 4 Miliar Rupiah. Selain itu, terjadi pengurangan emisi gas karbondioksida mencapai 20.000 ton PPM. Terhentinya seluruh aktivitas transportasi juga berdampak pada penghematan bahan bakar sebesar 3 Miliar Rupiah dan peningkatan kualitas udara serta pengurangan partikel polutan. [↗]


Diana Siregar, Prakirawan BMKG Wil III Denpasar, mengatakan bahwa terdapat pengurangan kadar konsentrasi karbon monoksida dan karbon dioksida di atmosfer pada saat Nyepi ketika dibandingkan dengan tiga hari setelah dan sebelum Nyepi.[↗]


Mencontoh dari Nyepi, kita juga bisa mengurangi emisi karbon dimulai dari diri sendiri dengan cara berikut. Pertama, beralih menggunakan transportasi umum. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum, bersepeda atau berjalan kaki. Penggunaan kendaraan pribadi terutama berbahan bakah fosil merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi karbon.


Kedua, menggunakan listrik dan air dengan sadar dan efisien. Penggunaan listrik dan air yang berlebihan menghasilkan emisi karbon yang signifikan. Konsumsi air dan listrik secara sadar dengan cara mematikan air dan peralatan elektronik yang tidak digunakan.


Ketiga, Reduce Reuse Recycle. Konsep sederhana ini bisa menekan emisi karbon dan timbunan sampah. Reduce bisa dengan mengurangi segala sesuatu yang bisa menimbulkan sampah baru, Reuse menggunakan barang yang sudah ada selagi masih bisa digunakan dan tidak membeli yang baru, Recycle bisa dengan mendaur ulang barang dan produk menjadi lebih bermanfaat. [↗]


Dengan mengikuti cara sederhana ini, kita juga berperan dalam mengurangi jejak karbon dan perubahan iklim saat ini.




Artikel Yang Berhubungan



Podcast



Video



Tags

Share

0 Komentar

 

© Copyright 2021, All right reserved by IESR


Loading ...