Kalau ada yang tanya kok cuaca panase ora umum sih? Lha yo kui climate change saya jawab. Kalau dia balik tanya apa itu climate change? Maka obrolan selanjutnya bisa jadi ndakik-ndakik ala mahasiswa pemikiran.

Seperti ini rangkumannya:

Matahari selain menyinari bumi juga membawa panas, tapi bumi sudah punya filter untuk mengurangi paparan panas, sinar uv, dan radiasi2 lewat lapisan-lapisan atmosphere. Selain itu, hutan turut mendinginkan dengan memproduksi oksigen.

Namun, setelah ditemukanya fossil fuels minyak bumi, dan batu-bara, peradaban manusia selaku khalifah yang berjalan di muka bumi mengalami scale-up secara cepat dan brutal. Manusia butuh menjalankan pembangkit listrik, industri, transportasi, bahkan bangunan konstruksi.

Dari pembakaran bahan bakar fosil itu menghasilkan karbon emisi, kemudian menguap ke langit membut lapisan2 atmosphere dan ozon menipis.

Selain filternya berkurang, ternyata karbon emisi dapat mengurung panas matahari atau lebih dikenal efek rumah kaca, panasnya gabisa keluar. Yang bisa menyerap karbon emisi ya pepohonan, itu-pun hutannya ditebangi.

Dampaknya cuaca dan iklim jadi tidak jelas, kadang puanas not general, kadang hujan lebat. Hutan yang ditebang akan mengakibatkan banjir waktu musim hujan dan kekeringan waktu musim kemarau.

Poster yang saya buat dengan maksud mengingatkan kalau listrik PLN kita itu masih mengandalkan pembakaran batu-bara. Jadi musti lebih aware untuk memantau penggunanaan dan berkomitmen mengurangi emisi harian kita. Ada banyak tools aplikasi untuk menghitung karbon harian di apps store.

Mengenai kabel menyerupai tangan x sphygmomanometer artinya di dalam kabel itu ada aliran listrik. Jadi gak cuma darah tinggi yang bikin was was, penggunaan kwh listrik yang tinggi juga.

Darah tinggi dampaknya ke diri sendiri kalau emisi tinggi dampaknya ke oranglain juga, begituuu.

Mohon maaf caption kedawan.